Jumat, 01 November 2024

Media Pembelajaran Augmented Reality (AR) Perangan Awak

Jumat, November 01, 2024 0 Comments

 Assalamu'alaikum

Alhamdulillah yang masih setia membaca tulisan bu Linna. Pada postingan kali ini bu Linna akan membagikan media pembelajaran AR. Kebetulan ini karya pertama bu Linna membuat AR. Mohon janggan di bully ya, boleh kok kasih saran dan kritik yang membangun. 


Pada AR ini bu Linna membuat media tentang basa krama perangan awak manungsa. Moga dengan AR ini, pembelajaran basa Jawa lebih menarik ya.. Semoga bermanfaat. 

Jumat, 02 Agustus 2024

KartOPel: Kalawarti Online Pelajar

Jumat, Agustus 02, 2024 0 Comments

Program literasi menjadi salah satu perhatian bagi Pendidikan Indonesia. Karena dengan literasi dapat mendorong kemampuan berpikir, mempertajam penalaran, memperluas pengetahuan, bahkan menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif. Untuk menyukseskan program literasi tersebut, Kemendikbud mengeluarkan peraturan. 




Melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 menerangkan bahwa penumbuhan budi pekerti dapat dilakukan dengan membiasakan murid membaca buku non Pelajaran. Berpedoman dengan peraturan tersebut, sekolah di seluruh Indonesia membuat program pembiasaan literasi. 

SMP Negeri 1 Cluwak pun membuat dan menjalankan program literasi ini. Program literasi yang diterapkan di SMP Negeri 1 Cluwak adalah 15 menit membaca buku non Pelajaran pada jam pertama tiap harinya sebelum pembelajaran di mulai. Dari hasil membaca tersebut, murid kemudian menulis rangkuman di jurnal. Program tersebut menjadi salah satu program andalan di SMP Negeri 1 Cluwak. Dan pada tahun 2023, berdasarkan rapot Pendidikan, SMP Negeri 1 Cluwak pada unsur kemampuan literasi mendapat nilai baik yaitu 82,61%.  

Tak hanya puas mendapat predikat baik, pada pertengahan tahun 2023 guru Bahasa Jawa menginisiasi program literasi khusus Bahasa Jawa. Program peningkatan literasi Bahasa Jawa ini merupakan suatu inovasi. Inovasi ini sebagai wadah agar karya murid dalam pembelajaran Bahasa Jawa tidak tercecer dan terpublikasikan dengan baik. 

Perda Kabupaten Pati Nomor 1 tahun 2022 tentang penyelenggaraan inovasi daerah, dan uraian tahapan menjadi salah satu landasan hukum terwujudnya inovasi literasi Bahasa Jawa ini.

Literasi tidak hanya membaca, tapi juga menulis dan keterampilan berbahasa lainnya. Pada pembelajaran bahasa terkhusus Bahasa Jawa menghasilkan karya literasi seperti geguritan, cerkak, pacelathon, pawarta Jawa, dan masih banyak lagi. Program ini memiliki ide pembaharuan dengan membuat media online dan offline yaitu majalah berbahasa Jawa yang memuat hasil karya literasi murid. Program ini diberi nama BeLi KartOPel yaitu akronim dari “Belajar Literasi dari Kalawarti Online/offline Pelajar”.

Kalawarti merupakan majalah berbahasa Jawa. Dalam dunia literasi Bahasa Jawa, kalawarti yang sudah dikenal oleh khalayak umum adalah Panjebar Semangat dan Joko Lodhang. Konsep majalah Jawa tersebutlah menjadi salah satu cara program literasi Bahasa Jawa di SMP N 1 Cluwak ini yaitu dengan inovasi dua moda penerbitan secara online dan offline. 

Penerbitan online melalui web dengan memanfaatkan google site. Desain KartOPel memanfaatkan canva for education. Sedangkan penerbitan offline dengan mencetak desain ditempel sebagai mading dan dicetak majalah.

Tahapan program BeLi KartOPel ini diawali dengan membentuk pokja dengan persetujuan Kepala Sekolah kemudian melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah tentang program BeLi KartOPel. Dilanjutkan memulai untuk memilih karya literasi murid, melakukan penulisan dan editing pada media. Setelahnya KartOPel siap dipublikasikan secara online dan offline.

Dengan program BeLi KartOPel ini diharapkan pembiasan murid berliterasi meningkat dan karya yang dihasilkan dapat tersusun rapi serta khalayak umum dapat menikmati hasil karya murid melalui publikasi online dan offline.

Berikut adalah link menuju KartOPel (klik gambar kartopel)




Selasa, 19 September 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan

Selasa, September 19, 2023 0 Comments

Assalamu'alaikum...

Saya Mu'linnatus Sa'dah, S. Pd merupakan calon guru penggerak angkatan 8  Kabupaten Pati dari SMP Negeri 1 Cluwak. Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan rangkuman koneksi antar materi dan rangkuman jurnal perjalanan pembelajaran modul 3.1.



Pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Dalam proses pengambilan keputusan seorang pemimpin harus menjadi seorang teladan seperti salah satu bunyi pratap triloka KHD yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha.  Keputusan yang dipimpin oleh seorang pemimpin harus bijaksana dan berpihak pada murid. Pratap triloka kedua yaitu ing madya mangun karso yang memiliki makna bahwa seorang pemimpin harus memberi semangat. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus tetap mengedepankan semangat atau motivasi untuk menuntun anak. Jadi, dengan seperti itu keputusan yang diambil akan bijaksana. Pratap triloka yang terakhir adalah Tut Wuri Handayani yang memiliki makna bahwa dalam pengambilan keputusan hasil yang diputuskan tepat dan bijaksana, sehingga filosofi KHD yaitu menuntun anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang seting-tingginya dapat terwujud.

Pengaruh nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan

Seorang guru pasti sering menghadapi kasus dilema etika dan bujukan moral. Dan sebagai seorang guru penggerak yang memiliki nilai yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif  dalam proses pengambilan keputusan harus mengedepankan prinsip pengambilan keputusan. Nilai tersebut yang ada dalam diri kita sebagai seorang guru dalam menghadapi suatu dilema etika dapat membantu kita mengidentifikasi, menganalisis, sampai proses pengambilan keputusan dengan bijaksana. 

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Ketika menghadapi suatu permasalahan pada pembelajaran, sebelum kita mengambil keputusan, sebagai seorang guru dapat menerapkan kegiatan coaching (bimbingan). Melalui coaching dengan menerapkan kompetensi inti coaching yaitu kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot kita dapat menggali informasi coachee dengan mengedepankan prinsip kemitraan. Melalui kegiatan coaching tersebut kita dapat mengetahui hal-hal yang bertentangan, fakta-fakta yang ada dilapangan, siapa yang terlibat, hingga kita yakin akan keputusan yang diambil.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Aspek sosial emosional yang dimiliki oleh seorang guru berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan utamanya pada masalah dilema etika. Kasus dilema etika merupakan sebuah permasalahan yang terjadi ketika kita dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama secara moral benar namun saling bertentangan. Pada posisi inilah aspek sosial emosional diperlukan dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang guru harus dapat mengelola emosi sehingga segala keputusan yang guru ambil berbasis nilai-nilai kebajikan dengan menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil dapat berpihak pada murid.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik dengan cara kita fokus pada masalah yang dihadapi. Permasalahan kasus moral atau etika yang sedang dihadapi akan semakin menumbuhkan empati dan simpati seorang pendidik. Empati dan simpati yang tumbuh membuat seorang pendidik mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika. Dengan kemampuan yang sudah terasah tersebut seorang pendidik dapat melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan lebih bijak. Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilemma etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan dengan berpegang pada 4 paradigma, prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan keputusan akan mendapat hasil yang bijaksana dan dapat mengakomodir kebutuhan murid. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya sesuai dengan filosofi KHD yaitu menuntu anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan yang saya alami untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah adanya perbedaan pandangan antar guru. Salah satunya adalah ketika memilih paradigma. Perbedaan pemilihan paradigma inilah yang kerap menjadikan tantangan tersendiri. Hal tersebut berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan yang dianut sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan. Karena sulitnya mencapai kesepakatan, mengakibatkan pengambilan keputusan sedikit membutuhkan waktu yang lama. 

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang berpihak pada murid akan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid karena kita berpegang pada nilai-nilai kebajikan yaitu tiap murid unik, memiliki minat, kebutuhan, dan karakter yang berbeda-beda. Dengan pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu memperhatikan minat dan kebutuhannya serta menggunakan metode  pembelajaran yang bervariatif, maka pengajaran kita sudah memerdekakan murid. 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebuah keputusan dari suatu kasus dilema etika sangat mempengaruhi kehidupan murid di masa depan. Untuk itu sebelum mengambil keputusan, sebagai seorang pendidik kita harus menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Sehingga dengan menerapkan tahapan-tahapan tersebut, keputusan yang diambil dapat tepat dan bijaksana berlandaskan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang tepat dan bijaksana tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan murid di masa yang akan datang.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembelajaran modul materi ini dengan keterkaitannya pada modul-modul sebelumnya adalah sebagai seorang pendidik dan pemimpin pembelajaran, kita harus dapat menjadi teladan, memberikan motivasi, serta keputusan yang diambil harus tepat dan bijaksana sesuai dengan pratap triloka Ki Hajar Dewantara. Keputusan yang kita ambil  harus berpihak pada murid sesuai dengan nilai yang ada dalam diri seorang guru dan pendidik. Nilai-nilai kebajikan  yang kita anut dapat mempengaruhi empati dan simpati dalam menghadapi suatu kasus sebelum kita yakin akan mengambil sebuah keputusan. Keterampilan coaching yang kita punya dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Melalui coaching dengan menerapkan kompetensi inti coaching yaitu kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot kita dapat menggali informasi coachee dengan mengedepankan prinsip kemitraan. Melalui kegiatan coaching tersebut kita dapat mengetahui hal-hal yang bertentangan, fakta-fakta yang ada dilapangan, siapa yang terlibat, hingga kita yakin akan keputusan yang diambil. Pada posisi inilah aspek sosial emosional diperlukan dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang guru harus dapat mengelola emosi sehingga segala keputusan yang guru ambil berbasis nilai-nilai kebajikan dengan menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil dapat berpihak pada murid. Pengambilan keputusan dengan berpegang pada 4 paradigma, prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan keputusan akan mendapat hasil yang bijaksana dan dapat mengakomodir kebutuhan murid. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya sesuai dengan filosofi KHD yaitu menuntu anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya bahwa kasus yang sering kita hadapi digolongkan menjadi dua yaitu dilema etika (kasus dengan dua pilihan yang sama-sama benar) dan bujukan moral (kasus benar dan salah). Dalam proses pengambilan keputusan kita dapat memilih 4 paradigma yang ada yaitu individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang kita hadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting. 

Selain 4 paradigma, dalam pengambilan keputusan dilema etika terdapat 3 prinsip yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). 

Terakhir pemahaman tentang konsep yang saya pelajari adalah tentang 9 langkah pengambilan keputusan yaitu; mengenali nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini, kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, Investigasi Opsi Trilema, Buat Keputusan dan lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah bahwa dalam proses pengambilan keputusan dengan berbasis nilai kebajikan ternyata ada tahapannya. Selama ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya didasari pada penggalian fakta-fakta dilapangan, lalu dikomunikasikan untuk memperolah suatu keputusan yang tepat dan bijaksana.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan pengambilan keputusan situasi dilema etika sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam hal ini wali kelas. Yang berbeda dengan setelah mempelajari modul ini adalah saya hanya menerapkan beberapa langkah pengambilan keputusan dari 9 langkah yang ada. Hal tersebut dikarenakan saya belum mengetahui bahwa dalam pengambilan keputusan dilema etika terdapat 9 langkah, 4 paradigma, dan 3 prinsip.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep ini sangat banyak. Dalam mengambil keputusan sebelumnya saya hanya menerapkan beberapa langkah seperti identifikasi masalah, siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta, berkomunikasi dengan pihak yang terkait, menyimpulkan, dan terakhir mengambil keputusan. Dan setelah mempelajari modul ini, apabila saya menghadapi situasi dilema etika akan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari modul ini sangat penting. Bagi individu saya lebih berempati, bijaksana, dan mengedepankan nilai-nilai kebajikan ketika menghadapi suatu permasalahan. Dan sebagai seorang pemimpin saya akan menerapkan apa yang telah dipelajari pada modul ini agar keputusan yang diambil tepat, bijaksana berbasis nilai kebajikan sehingga membuat suasana sekolah menjadi aman, nyaman, dan bahagia seperti filosofi KHD yaitu menuntun anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya.


Alhamdulillah, demikan rangkuman koneksi antar materi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan yang sudah saya buat. Semoga bermanfaat. Salam guru penggerak, "Tergerak Bergerak Menggerakkan".






Jumat, 21 Juli 2023

Forum Berbagi Aksi Nyata Modul 1.4 Penerapan Budaya Positif Melalui Kegiatan OPSI (Operasi Sampah Kita) di SMP Negeri 1 Cluwak

Jumat, Juli 21, 2023 0 Comments

 Assalamu'alaikum,,,, Semangat pagi para pembaca setia blog sinaujawa.com ini. Pada postingan kali ini bu Linna akan berbagi Aksi Nyata yang telah saya lakukan sebagai bentuk implementasi pemahaman dalam mempelajari modul 1.4 program pendidikan guru penggerak angkatan 8 Kabupaten Pati. 

Dok pribadi

Aksi nyata yang bu Linna terapkan ini diberi nama "Penerapan Budaya Positif Melalui Kegiatan OPSI (Operasi Sampah Kita) di SMP Negeri 1 Cluwak". Berikut adalah uraiannya.


LATAR BELAKANG

Murid memiliki kebutuhan dasar yang berbeda-beda. Kebutuhan yang berbeda-beda tersebut rentan terjadinya suatu penyimpangan apabila kita kurang memahami cara memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran murid dalam membuang sampah. Sebagai sekolah Adiwiyata Nasional, SMP Negeri 1 Cluwak ingin selalu menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan bersih.  Untuk memenuhi kebutuhan murid yang berbeda-beda dan mewujudkan sekolah Adiwiyata yang selalu aman, nyaman, dan bersih, perlu dibuat satu keyakinan sekolah atau budaya positif. Berdasarkan latar belakang tersebut, saya akan membudayakan pembiasaan positif yaitu OPSI (Operasi Sampah Kita). 

 


TUJUAN

  • Mewujudkan sekolah bersih, indah, dan nyaman tanpa sampah
  • Mewujudkan karakter peduli lingkungan, mandiri, dan tanggung jawab


TOLOK UKUR

  • Murid dan seluruh warga sekolah terbiasa membuang sampah yang ada disekitar mereka
  • Tidak ada sampah bungkus jajan di lingkungan kelas ketika jam pelajaran (sampah pada jam istirahat langsung dibuang di pembuangan terakhir oleh yang piket)


LINI MASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN

  1. Minggu 1 = Melakukan koordinasi dengan KS, kurikulum, dan kesiswaan terkait pembiasaan OPSI
  2. Minggu 2 = Melakukan sosialisasi pembiasaan OPSI ke semua guru, tenaga kependidikan, dan murid agar ikut berpartisipasi aktif
  3. Minggu 3 dan seterusnya = Melaksanakan pembiasaan OPSI
  4. Minggu 4 = Guru melakukan observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat
  5. Minggu 5 = Melakukan refleksi dan merencanakan tindak lanjut program pembiasaan OPSI


DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

  1. Warga sekolah (KS, guru, tenaga kependidikan, murid, penjaga kantin)
  2. Wali murid (komite sekolah)
  3. Sarana prasarana kebersihan (sapu, tempat sampah, kereta sampah)
  4. Lembar observasi


HASIL DARI AKSI NYATA

1. Koordinasi Pihak Terkait

Pelaksanaan OPSI dari implementasi rancangan Aksi Nyata mendapatkan respon yang positif. Kegiatan koordinasi dengan KS, kurikulum, kesiswaan disambut hangat karena program ini memiliki nilai positif bagi murid dan mendukung SMP Negeri 1 Cluwak sebagai sekolah Adiwiyata Nasional.
Dokpri koordinasi Sekaligus Sosialisasi OPSI dengan Guru dan TU

2. Sosialisasi

Sosialisasi OPSI ini saya lakukan untuk seluruh warga SMP baik guru, TU, dan murid. Selain menyosialisasikan program OPSI ini, di dalam kelas saya mengajak siswa untuk berdiskusi membuat budaya positif melalui kesepakatan atau keyakinan kelas.
Dokpri Pembuatan Keyakinan Kelas Sekaligus Sosialisasi OPSI dengan Murid

3. Melaksanakan OPSI


Kegiatan pembiasaan OPSI ini sudah berlangsung selama kurang lebih 5 hari sejak hari pertama masuk sekolah yaitu tanggal 17 Juli 2023. Murid dan guru saling bekerjasama menyukseskan OPSI ini. 
Dokpri murid OPSI setelah Jam Istirahat

Dokpri OPSI saat Pagi Sebelum Masuk Gerbang


4. Observasi


Observasi baru berjalan kurang lebih 5 hari. Selama kurun waktu 5 hari sebagian motivasi murid memang masih kategori motivasi eksternal yaitu melakukan kegiatan karena kewajiban dan menghindari hukuman. Namun, ada beberapa murid yang memang dengan kesadarannya menjalankan OPSI tanpa ada perintah dari guru.

5. Refleksi dan Tindak Lanjut


Kegiatan OPSI ini membawa budaya positif pada seluruh warga sekolah tak hanya murid. Guru pun semangat melakukan kegiatan ini. Maka, untuk tindak lanjut kegiatan OPSI ini dilaksanakan secara rutin dan sebagai program tetap Adiwiyata sekolah.


DESEMINASI / BERBAGI PRAKTIK BAIK BUDAYA POSITIF


Pada sesi ini saya melakukan deseminasi atau berbagi praktik baik budaya positif tentang pemahaman modul 1.4 dan implementasinya. Deseminasi dilakukan secara webinar dengan di hadiri oleh Kepala Sekolah, wakil KS, beberapa guru, PP, dan rekan CGP. Rekaman dapat dilihat di link berikut DISINI

Dok pribadi 


Demikian uraian budaya positif yang sudah saya implementasikan. Semoga bermanfaat. Terimakasih. Salam Guru Penggerak Tergerak Bergerak Menggerakkan.
Wassalamu'alaikum










Jumat, 13 Januari 2023

Garwaku

Jumat, Januari 13, 2023 0 Comments

 Mas,

Aja sayah nggawe aku tresna

Ngguyuku pralambang katresnanku

Kembang iki bakal dadi kaca

Kang tansah ngelingake tresnamu


Pandongaku mas,

Urip bebrayan bebarengan

Nggulawentah titipan kanthi tresna

Nganthi tekaning pati 

nalika wis dadi kaki nini


Cluwak, 13 Januari 2023

Mu'linnatus  Sa'dah, S. Pd


Senin, 07 November 2022

Kunci Jawaban Topik Perencanaan Untuk Perbaikan Satuan Pendidikan Modul 1 dan 2 PMM

Senin, November 07, 2022 0 Comments
Assalamu'alaikum, semangat belajar bapak/ibu guru hebat. Pada postingan kali ini, saya akan membagikan kunci jawaban "Topik Perencanaan untuk Perbaikan Satuan Pendidikan" pada PMM.



Modul 1

1. Apa saja pertimbangan dalam melakukan perencanaan?
A. Asumsi terhadap kondisi belajar mengajar di kelas
B. Fasilitas di satuan pendidikan
C. Data-data mengenal peserta didik, guru, dan lingkungan satuan pendidikan
D. Kesamaan dengan program tahun ajaran lalu
Kunci Jawaban: C

2. Manakah yang tidak termasuk dalam elemen Perencanaan Berbasis Data?
A. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan
B. Berdasarkan pada data dan fakta
C. Menambah sarana dan prasarana fisik
D. Semua benar
Kunci Jawaban: C

3. Hal apa yang diperlukan dalam membuat perencanaan satuan pendidikan?
A. Data
B. Perkiraan pribadi
C. Perkiraan kelompok
D. Yang penting dana habis
Kunci Jawaban: A

Modul 2

1. Berikut adalah perencanaan program yang membutuhkan biaya, kecuali…
A. Pengadaan buku sekolah
B. Perbaikan lapangan sekolah
C. Pelatihan guru
D. Pembangunan perpustakaan
E. Semua membutuhkan biaya
jawaban: C. Pelatihan guru

2. Jika Satuan Pendidikan membutuhkan data tambahan, data manakah yang dapat digunakan?
A. Warga Sekolah
B. Dapodik
C. Tracer Study
D. Data GPK
jawaban: A. Warga Sekolah

3. Tujuan diadakannya Perencanaan Berbasis Data adalah…
A. Memperbaiki permasalahan peningkatan mutu pendidikan dengan lebih sederhana dan bermakna.
B. Meningkatkan mutu pendidikan dengan sebatas pemenuhan dokumen administrasi
C. Meningkatkan mutu pendidikan dengan mengukur beragam hal
D. Memperbaiki layanan pendidikan dengan melakukan pengisian borang berkali-kali
jawaban: A. Memperbaiki permasalahan peningkatan mutu pendidikan dengan lebih sederhana dan bermakna.

4. Inti dari perencanaan berbasis data adalah:
A. Menemukan akar masalah
B. Melakukan pemutakhiran data
C. Membaca Rapor Pendidikan
D. Menentukan pilihan kegiatan
jawaban: D. Menentukan pilihan kegiatan

Disclaimer: Jawaban tidak 100% benar





Selasa, 04 Oktober 2022

Soal dan Jawaban Post Tes Topik : Refleksi Diri Pelatihan Mandiri Platform Merdeka Mengajar (PMM)

Selasa, Oktober 04, 2022 1 Comments
Assalamu'alaikum kali ini saya akan membagikan soal dan jawaban dari topik ke-10 Platform Merdeka Mengajar (PMM). Topik ke-10 ini adalah Refleksi Diri yang terdiri dari 4 modul.


Modul 1

Manfaat refleksi dalam pembelajaran bagi Pendidik adalah, kecuali 
a. mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan
b. menyampaikan harapan terhadap pembelajaran yang akan dijalani
c. memahami apa saja keperluan dan kebutuhan belajar dari peserta didik
d. mengenali kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri

Tindakan berpikir tentang pemikiran diri merupakan definisi dari….
a. refleksi diri
b. kesadaran diri
c. harga diri
d. metakognisi

Anda merefleksikan pendapat murid mengenai pengalaman belajar mereka di kelas. Anda melakukan refleksi dengan menggunakan lensa…
a. lensa diri
b. lensa pemelajar
c. lensa rekan sejawat
d. lensa teori

Menetapkan tujuan adalah bagian dari proses regulasi diri yang termasuk ke dalam fase…
a. pemikiran awal
b. kinerja
c. refleksi diri
d. evaluasi

Berikut pertanyaan yang benar mengenai refleksi adalah
a. refleksi harus dilakukan setiap hari
b. refleksi membutuhkan pemikiran yang terbuka
c. refleksi harus dipaksa agar konsisten
d. refleksi harus dilakukan sendirian

Modul 2


Proses yang mengaktivasi pemikiran, perilaku, dan perasaan yang terus menerus dalam upaya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, adalah pengertian dari…
a. proses belajar mandiri
b. proses evaluasi diri
c. proses regulasi diri
d. proses refleksi diri

Mengapa seorang pemelajar mandiri didorong untuk mencoba cara lain dalam proses belajarnya?
a. agar dapat mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk mempelajari sebuah topik
b. agar dapat menyesuaikan kecepatan belajar dibandingkan waktu yang tersedia
c. agar dapat membandingkan strategi mana yang lebih efektif untuk belajar
d. agar dapat mempertahankan fokus dan konsentrasi terhadap tujuan pembelajaran

Setelah melalui proses belajar mandiri, Bu Lia merasa dengan menonton video tentang suatu materi, ia lebih paham dibandingkan belajar hanya dengan membaca literatur. Hal yang dirasakan Bu Lia termasuk dalam sub proses…
a. atribusi kausal
b. kepuasan diri
c. reaksi adaptif
d. reaksi defensif

Pandangan pribadi atas kemampuan diri dalam melakukan atau mencapai suatu hal, disebut … 
a. kesombongan diri
b. efikasi diri
c. visi pribadi
d. pengamatan diri

Modul 3

Urutan yang benar dalam tahapan 3R adalah …
a. rehat, rencana, refleksi
b. rehat, refleksi, rencana
c. refleksi, rencana, rehat
d. rencana, refleksi, rehat

Refleksi sebaiknya dilakukan di akhir pembelajaran atau saat sudah mendapatkan hasil asesmen akhir murid...
a. benar
b. salah

Hal apa yang menjadi kekurangan saya?
Pertanyaan di atas merupakan contoh praktik metakognisi/refleksi dalam ...
a. pengetahuan yang komperhensif
b. motivasi intrinsik
c. disiplin diri
d. semua benar

Modul 4

Saat melakukan refleksi, sebaiknya kita berjarak dari keriuhan situasi, agar... 
a. tidak ketahuan orang lain
b. bisa lebih tenang dan jujur berdialog dengan diri
c. bisa konsentrasi
d. prosesnya lebih lancar

Saat melakukan refleksi, sebaiknya kita berjarak dari keriuhan situasi, agar... 
a. rayakanlah
b. carilah teman
c. rekamlah
d. bercerminlah

Berikut yang bukan manfaat melakukan refleksi di tengah pembelajaran adalah?
c. memeriksa finalisasi kesiapan perangkat pembelajaran

Pak Badru, seorang guru SMK, merasa kesulitan menghadapi sebuah kelas. Setiap Pak Badru masuk ke kelas, peserta didik mengobrol dengan riuh dan tidak ada yang memperhatikan pelajaran. Apa tindakan yang harus diambil Pak Badru untuk mengatasi kondisi tersebut?
c. melakukan refleksi dengan memetakan situasi, mencari tahu apa yang perlu dilakukan, lalu melakukan aksi

Disclaimer
Jawaban belum tentu benar 100%




Senin, 19 September 2022

Soal dan Jawaban Post Test Topik Semangat Guru 2: Kompetensi Nonteknis Kurikulum Merdeka

Senin, September 19, 2022 0 Comments
Topik terbaru dari pelatihan mandiri adalah Semangat Guru 2: Kompetensi Nonteknis Kurikulum Merdeka. Pada topik ini, terdapat 3 modul yang harus dipelajari. Dan disini saya akan membagikan kunci jawaban post test modul 1, 2, dan 3 dari Semangat Guru 2: Kompetensi Nonteknis Kurikulum Merdeka.


Soal dan Jawaban Post Test Modul 1 Kreativitas dan Inovasi

1 Proses memunculkan satu kemungkinan solusi pada suatu masalah disebut juga sebagai .....
a. berpikir logis
b. berpikir divergen
c. berpikir analitis
d. berpikir konvergen

Jawaban alternatif : d. berpikir konvergen

2. Budi menyalin sebuah karya tulis dari laman internet yang ia temukan. Kemudian, ia kumpulkan sebagai tugas karya tulis buatannya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sementara itu, untuk mata pelajaran Seni dan Budaya, Santi membawa contoh gambar lukisan bunga matahari yang ia temukan dari laman internet. Contoh lukisan bunga tersebut digunakan sebagai acuan memodifikasi lukisannya yang bertema pekarangan rumah. Dari cerita di atas, dapat di simpulkan bahwa .....
a. budi menjiplak dan santi terinspirasi karya lain
b. budi terinspirasi dan santi menjiplak karya lain
c. budi dan santi menjiplak karya lain
d. budi dan santi terinspirasi karya lain

Jawaban alternatif : a. budi menjiplak dan santi terinspirasi karya lain

3. Saat kelas 2 SD, Kana sangat belum kagum ketika melihat teman kelasnya membuat prakarya dari batang korek api. Menurut Kana, apa yang dibuat oleh temannya sangat kreatif dan baru. Namun, bagi Pak Amar, seorang guru seni, prakarya tersebut tidaklah baru. Karena merupakan bahan materi ajar untuk peserta didik kelas 3 SD. Ilustrasi di atas menunjukkan prinsip orisinalitas yang bersifat relatif, yaitu .....
a. sesuatu yang baru bagi seorang sudah pasti menjadi hal yang tidak biasa bagi orang lain 
b. sesuatu yang baru bagi seseorang bisa jadi sudah menjadi hal yang biasa bagi orang lain
c. sesuatu yang baru bagi seseorang sudah pasti menjadi hal yang biasa bagi orang lain
d. sesuatu yang baru bagi seseorang sudah pasti baru bagi orang lain

Jawaban alternatif : b. sesuatu yang baru bagi seseorang bisa jadi sudah menjadi hal yang biasa bagi orang lain

4. Silahkan lihat kegiatan-kegiatan berikut ini.
1. guru memberikan pertanyaan pemicu mengenai perubahan iklim
2. guru memberikan aturan yang ketat dalam tugas eksperimen sains
3. peserta didik berada dalam lingkungan pembelajaran yang membuatnya tertekan
4. peserta didik diberikan apresiasi atas keberaniannya dalam menuangkan ide
Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendorong peserta didiknya menjadi pribadi yang kreatif ? 
a. 1 dan 2
b. 3 dan 4
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3

Jawaban alternatif : c. 1 dan 4

Itulah soal dan pembahasan untuk jawaban alternatif sebagai tambahan referensi ya bapak ibu. Semoga bermanfaat.

Soal dan Jawaban Post Test Modul 2 Berpikir Kritis dan Menyelesaikan Masalah

1. Saat sedang melakukan eksperimen di laboratorium biologi dan mencatat macam-macam organel sel, seorang peserta didik menyatakan kebingungannya terhadap perbedaan antara organel sel tumbuhan dengan organel sel hewan. Oleh karena itu, peserta didik tersebut pun memotret hasil observasi mikroskopnya agar bisa ia tanyakan secara langsung kepada gurunya.
Peserta didik tersebut sudah dapat menunjukkan penerapan pertanyaan refleksi …
a. Apa yang saya pelajari?
b. Apa yang saya sudah mengerti?
c. Apa yang saya belum mengerti?
d. Bagaimana supaya saya bisa mengerti?

Jawaban alternatif : d. Bagaimana supaya saya bisa mengerti?

2. Langkah problem-solving di mana kita mencoba untuk menuliskan sebanyak mungkin solusi yang mungkin bisa dipraktikkan dinamakan …
a. Menggagas alternatif solusi
b. Menimbang alternatif solusi
c. Mengimplementasi solusi
d. Mengevaluasi solusi

Jawaban alternatif : a. Menggagas alternatif solusi

3. Seorang guru sejarah sedang mengajar mengenai G30S PKI di kelasnya. Beliau mencoba untuk merancang pembelajaran dengan menayangkan sebuah film dokumenter yang diceritakan dari sisi para perwira militer. Kemudian, beliau juga menampilkan sebuah video wawancara dari anak-anak yang orangtuanya dibunuh karena dianggap sebagai pendukung PKI. Berikutnya, guru tersebut pun membuka diskusi agar para peserta didik dapat membahas pengalaman-pengalaman berbeda dari kedua sisi terhadap sebuah peristiwa yang sama.
Disiplin berpikir kritis yang sedang ingin dilatih oleh guru tersebut di dalam kelasnya adalah …
a. pelan-pelan dan berefleksi
b. terbuka terhadap sudut pandang lain
c. antisipasi berbagai dampak
d. bertanggung jawab terhadap keputusan

Jawaban alternatif: b. terbuka terhadap sudut pandang lain

4. Seorang peserta didik datang ke guru BK di sekolahnya untuk melakukan konseling mengenai hambatan belajarnya dalam mata pelajaran kimia. Untuk membimbingnya lebih lanjut, guru BK tersebut mencoba untuk membuat beberapa pertanyaan agar peserta didik tersebut dapat mengenali stimulus apa saja yang membuat dirinya giat atau terhambat. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan pertama kali untuk menggali proses belajar dari peserta didik tersebut, kecuali …
a. Apakah kamu merasa lebih paham ketika teori-teori yang diajarkan dapat diuji langsung di laboratorium?
b. Apakah kamu belajar dengan baik jika memiliki teman untuk mendiskusikan materi pelajaran bersama?
c. Apakah kamu kuat dalam menghafal rumus-rumus kimia?
d. Bagaimana cara agar proses belajarmu lebih efektif?

Jawaban alternatif : c. Apakah kamu kuat dalam menghafal rumus-rumus kimia?

Soal dan Jawaban Post Test Modul 3 : Pembinaan dan Komunikasi

1. Istilah “Walk The Talk” memiliki arti berikut, kecuali…
a. membuktikan suatu perkataan dengan tindakan
b. mengucapkan sesuatu tanpa adanya tindakan
c. menggantikan kata dengan tindakan
d. melakukan apa yang kita ajarkan

Jawaban alternatif: b. mengucapkan sesuatu tanpa adanya tindakan

2. Seorang Coachee (peserta didik) bercerita pada Coach mengenai kesalahan yang Ia perbuat. Saat mendengarkan, Coach langsung terbawa emosi dan memberikan judgment serta menasihati coachee tanpa mendengarkan lebih lanjut penjelasan dari coachee. Perilaku Coach dalam kasus tersebut tidak sesuai dengan salah satu Coaching Mindset, yaitu…
a. mindfulness (waspada)
b. curiosity (rasa ingin tahu)
c. flexible
d. client-centered

Jawaban alternatif: a. mindfulness (waspada)

Seorang guru didatangi oleh peserta didik yang sedang sedih dan ingin bercerita. Guru tersebut memberikan waktunya untuk mendengarkan cerita peserta didik tersebut. Pada saat mendengarkan, guru tersebut beberapa kali membuka handphonenya. Lalu, guru tersebut juga langsung menasihati peserta didik dan menanggapinya dengan panjang lebar. Menurut Anda, apakah yang dilakukan guru tersebut sudah benar jika dikaitkan dengan materi Mendengarkan Aktif (Active Listening)?

Jawaban alternatif: a. Belum benar, karena seharusnya tidak bermain handphone melainkan fokus pada perilaku dan cerita peserta didik

 
Saat sesi coaching, seorang coach menyadari bahwa coachee terlihat murung, sering menunduk, dan volume suaranya kecil. Ia menyimpulkan bahwa coachee sedang gelisah dan khawatir akan suatu hal. Untuk memastikan hal tersebut, Ia merangkum jawaban coachee dan memastikan kebenarannya. Hal yang dilakukan oleh Coach tersebut merupakan bagian dari 8 kompetensi International Coaching Federation, yaitu…

Jawaban alternatif: c. mempertahankan kehadiran dengan cara sepenuhnya sadar dan hadir bersama client

Disclaimer:
Jawaban di atas tidak mutlak benar. 

Sabtu, 28 Mei 2022

Peran Guru dalam Merdeka Belajar Menurut Filosofi Jawa

Sabtu, Mei 28, 2022 10 Comments


Pesan singkat seperti di atas kerap kali masuk di smartphone oppo F7 milikku. Pesan yang dikirim melalui aplikasi chat tersebut berisi menanyakan tugas, materi, bahkan curhat. 

Apakah hal tersebut wajar?

Konsep pembelajaran zaman sekarang berbeda 180 derajat dengan beberapa tahun yang lalu. Pembelajaran tak hanya bertatap muka di dalam kelas. Namun, bisa dimanapun dan kapanpun. 

Jadi apakah wajar? Jawabnya tentu saja wajar. Komunikasi yang semula bisa dilakukan di dalam kelas terkendala dengan adanya pandemi covid 19. Komunikasi melalui chat seperti whatApps sangat efektif dimanfaatkan pada pembelajaran daring. Bertanya tentang tugas, materi, dan hal-hal lain bisa dilakukan oleh murid secara mudah. Interaksi melalui chat whatsApp juga efektif digunakan guru untuk mengetahui segala permasalahan yang dihadapi oleh murid di luar jam pelajaran. 

Bagaimana konsep pembelajaran zaman sekarang?

Peran teknologi dan komunikasi saat pembelajaran jarak jauh amatlah vital. Berdasarkan pengalaman pribadi, memanfaatkan teknologi dan komunikasi sangat membantuku sebagai guru dalam penyampaian materi pelajaran, komunikasi, dan pengembangan diri. 

Learning Management System (LMS) seperti google classroom kusulap sebagai kelas maya pengganti kelas tatap muka di sekolah. Media sosial tak hanya difungsikan sebagai ajang pamer kehidupan pribadi guru, tapi juga membagikan materi pelajaran. Youtube, tiktok, instagram, facebook, blog, dan whatsApp adalah beberapa media yang kupilih untuk pembelajaran saat pandemi. 

Channel Youtube Penulis

Dari sini, bisa dilihat bahwa konsep pembelajaran sudah bergeser. Sebelum pandemi, media pembelajaran favorit adalah power point dan sumber belajar terbatas hanya pada buku paket. Namun, sekarang sumber belajar tersajikan luas di internet. Video edukasi, konten edukasi, laboratorium maya, ebook, dan masih banyak lagi pilihan sumber belajar lainnya.
Penulis Memberikan Materi di tiktok

Melihat pesatnya perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, tak heran jika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita yaitu Nadiem Makarim mengusung konsep merdeka belajar.

Apa itu merdeka belajar?

Definisi merdeka menurut KBBI adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya), tidak terkena atau lepas dari tuntutan, dan tidak terikat, tidak tergantung kepada orang atau pihak tertentu. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. 



Berdasarkan definisi merdeka dan belajar menurut KBBI diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa merdeka belajar adalah bebas memperoleh ilmu pengetahuan tanpa ada ikatan dari pihak tertentu. Kesimpulan tersebut sejalan dengan apa yang diprogramkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem bahwa merdeka belajar merupakan program yang mengupayakan proses belajar siswa secara merdeka dan bebas sesuai dengan minat dan karakter yang dimiliki.

Bagaimana peran guru dalam mewujudkan merdeka belajar?

Merdeka belajar yang digaungkan oleh Mendikbud yaitu Nadiem Makarim perlu diapresiasi. Gagasan merdeka belajar memiliki tujuan utama yaitu mereformasi pendidikan yang ada di Indonesia. Dan guru adalah salah satu garda terdepan suksesnya merdeka belajar. Bagaimana peran guru untuk mewujudkan merdeka belajar? Berikut adalah 3 filosofi Jawa yang relevan dengan peran guru dalam mewujudkan merdeka belajar.


Pertama adalah digugu lan ditiru. Guru yang memiliki cangkriman wancah digugu lan ditiru lagaknya masih relevan di era sekarang ini. Apa yang dilakukan oleh guru pasti akan disorot. Guru adalah sebuah profesi yang mulia. Peran guru dalam proses pendidikan di Indonesia amatlah penting. Guru merupakan salah satu agen perubahan yang membawa secercah harapan tinggi keberlangsungan pendidikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. 
Namun, peran guru tak bisa tergantikan oleh teknologi apapun. Teknologi dan informasi memang memberi solusi pada pembelajaran, tapi peran guru tetap tak bisa tergantikan. Guru tetap menjadi pioner utama dalam pendidikan anak di sekolah. Selain mentransfer ilmu, guru juga menjadi orang tua kedua bagi siswa. Guru mendidik tata krama, kedisiplinan, dan nilai-nilai hidup yang lain. 

Semangat merdeka belajar menitikberatkan pembentukan karakter siswa dengan mewujudkan profil pelajar pancasila. Enam ciri utama profil pelajar pancasila yaitu 
  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
  • Mandiri 
  • Berkebinekaan global
  • Bergotong-royong
  • Bernalar kritis
  • Kreatif
Profil Pelajar Pancasila

Keenam dimensi profil pelajar pancasila tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling berkaitan. Dalam mewujudkan profil pelajar pancasila tersebut, guru sebagai seorang pendidik harus bisa digugu dan ditiru. Di masa yang akan datang, pengaruh-pengaruh yang ditanamkan oleh guru menjadi salah satu sumber penentu anak dalam mengambil keputusan. Mengapa, karena seringkali murid terinspirasi dengan apa yang dilakukan oleh gurunya dulu.


Filosofi Jawa kedua yang menurutku relevan adalah urip iku urup. Salah satu peribahasa Jawa yaitu "urip iku urup" amatlah cocok jika dikaitkan dengan peran guru dalam mewujudkan merdeka belajar. Seorang guru menjadi penerang bagi siswanya. Guru memberikan ilmu kepada siswa tanpa pamrih. Dulu siswa yang tak bisa baca, tulis, dan hitung, tapi berkat diajarkan oleh guru, bisa tumbuh menjadi seorang presiden, insinyur, menteri, dokter, dan masih banyak lagi.

Dalam mewujudkan merdeka belajar, guru berperan mendorong peningkatan prestasi baik akademik maupun non akademik. Guru mengarahkan agar murid belajar sesuai dengan bakat dan minat agar di masa depan mereka memperoleh kebahagiaan. 
Empat Pengembangan Potensi Siswa

Guru mendorong agar murid mampu mengolah pikiran (olah cipta), pengembangan budi pekerti (olah rasa), kemauan (olah karsa), dan olah raga. Jika keempatnya bisa diolah secara baik, maka murid akan tumbuh  secara baik.



Ketiga adalah aja adigang, adigung, adiguna. Adigang, adigung, adiguna memiliki arti orang yang suka mengandalkan kekuatan, keluhuran, dan kepintaran. Seorang guru tidak boleh memiliki sifat adigang, adigung, adiguna

Kenapa tidak boleh? Hal tersebut disebabkan bahwa seorang guru adalah sosok pembelajar sepanjang hayat. Guru terus belajar menyesuaikan kondisi zaman. Jadi, menyombongkan diri merupakan kegiatan yang unfaedah.

Guru harus senantiasa mengembangkan diri. Pengembangan diri bisa dilakukan dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti webinar, workshop, bimtek, dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan yang dapat menambah ilmu dan pengalaman adalah NGUPING SATUGURU. 


NGUPING SATUGURU merupakan kegiatan berbagi pengalaman antara guru-guru hebat dari Aceh hingga Papua. Melalui kegiatan seperti NGUPING SATUGURU tersebut, guru bisa belajar dari pengalaman guru-guru lainnya.
Banner NGUPING SATUGURU

Kegiatan-kegiatan tersebut amat bermanfaat untuk peningkatan kualitas diri pendidik. Pendidik harus terus berinovasi dan kreatif demi terwujudnya merdeka belajar untuk mempersiapkan murid menghadapi perkembangan zaman. 


Kompetensi Abad 21

Salah satu yang penting untuk masa depan murid adalah kompetensi abad 21. Kompetensi abad 21 tersebut meliputi critical thinking, komunikasi, kreatif inovatif, dan kolaborasi. Keempat kompetensi tersebut berpusat pada murid. Guru hanya sebagai fasilitator yaitu membantu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh murid.

Itulah 3 filosofi Jawa yang menurutku relevan dengan peran guru dalam merdeka belajar. Semoga kita sebagai guru bisa bermanfaat dan mengantarkan anak didik menuju kebahagiaan dan keselamatan.
 
Sumber bacaan:
guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-mandiri
kbbi.kemdikbud.go.id

video NGUPING SATUGURU