Penataan kelas karena pengaruh kurikulum 2013 adalah
secara berkelompok. Tiap kelas terdiri dari 36 siswa. Jadi, tiap kelas ada
sekitar 6-7 kelompok. Bangku pun disusun secara berkelompok membentuk letter U.
Hari ini, aku mengawali pembelajaran diiringi dengan
gerimis hujan di kelas VIII-A. Masuk ke kelas seperti biasa, aku mengecek
kebersihan. Untuk hari ini kebetulan kelas sudah bersih. Anak-anak sudah mulai
terbiasa dengan kebiasaanku yang selalu rewel tentang kebersihan kelas.
Aku mengucapkan salam yang dijawab secara serentak
oleh seluruh siswa. Seperti biasa aku memberi waktu sekitar 5 menit untuk
anak-anak membersihkan buku pelajaran sebelumnya atau ijin ke kamar mandi. Hal
tersebut kulakukan supaya setelah pelajaran kumulai, tidak ada anak yang ijin
ke kamar mandi.
Deni namanya, dia selalu membuat ulah. Pembelajaran
baru dimulai langsung meminta ijin ke kamar mandi. Karena diawal sudah ada
perjanjian, tidak ada yang ijin ke kamar mandi selama jam pelajaranku
berlangsung, jadi dengan otomatis ijinnya kutolak. Dengan langkah gontai dia
duduk kembali ke bangkunya.
Pembelajaran ku awali dengan apersepsi. Aku
mengulangi pembelajaran minggu lalu yaitu materi sastra tentang cerita
Ramayana. Anak-anak memang sangat antusias jika aku mendongeng. Kali ini aku
cerita tentang Resi Jatayu. Dengan ekspresi yang berbeda-beda mereka menikmati
ceritaku.
Pertanyaan pun bermunculan dari mereka. Mereka pun
sangat antusias menjawab pertanyaanku sekitar cerita Ramayana.
“Pawakane Resi Jatayu kepriye cah? Absen 12!” Begitu
teriakku. Kebetulan hari itu tanggal 12, maka yang aku tunjuk pertama kali
adalah anak yang memilki absen 12. Absen 12 adalah Erfan. Erfan memiliki
saudara kembar bernama Erfin yang juga ada di kelas VIII-A.
“Garuda bu.” Jawab Erfan
Aku biasa bertanya jawab dengan para muridku. Kadang
mereka kusuruh menceritakan kembali apa yang telah aku ceritakan. Memang
sedikit kusengaja, ditiap jam pelajaranku Deni selalu kutunjuk untuk maju atau
sekedar menjawab pertanyaan dariku.
Kali ini dia harus membuat kalimat dengan
menggunakan kata “Rewanda”. Rewanda adalah monyet yang dalam bahasa Jawa
memiliki arti kethek. Hampir selama 5 menit dia tidak mau maju
dengan berbagai alasan. Aku minta dia ke depan memperlihatkan pekerjaannya.
Kulihat sudah selesai mengerjakan.
“Tulisanku ageng-ageng owk bu.” Jawabnya membela
diri.
“Lha gene nek gedhe-gedhe, ayo dang maju ditulis.”
Dengan terpaksa dia maju ke depan. Dan betul tulisannya hampir memenuhi papan
tulis. Seluruh kelas tertawa. Dengan tersenyum aku pun menyuruhnya kembali ke
tempat duduk. Batinku tidak masalah asal dia mau maju ke
depan.
Pembahasan selama dua jam pelajaran mengenai Resi
Jatayu pun terpaksa kuakhiri karena bel panjang tanda pulang sekolah. Hari ini,
si Deni dan Natanael tak membuatku geram. Mereka duduk manis mendengarkan
pelajaranku.
Seminggu pun berlalu, aku masuk ke kelas VIII-A agak
terlambat karena guru sebelum aku keluar melebihi jamnya. Kuberi waktu selama
kurang lebih 5 menit untuk mereka membersihkan buku dari pelajaran sebelumnya,
papan tulis, dan kupersilahkan jika ada yang mau ke kamar mandi.
Pertemuan kali ini ku awali dengan memasukkan nilai
tugas yang kuberikan minggu lalu. Karena kemarin belum sempat memasukkan ke
daftar nilai. Aku memanggil nama satu persatu. Memang kelas VIII-A anak
laki-lakinya seperti ibu-ibu yang doyan ngerumpi. Betul saja, belum rampung
semua kupanggil, sudah rame seperti pasar pindah tempat. Aku terdiam
menyaksikan mereka. Karena reaksiku tersebut, anak-anak pun merasa salah dan
akhirnya mereka pun diam.
Aku berkata, “Yen isih rame wae, bijine cah
lanang-lanang ora tak lebokake.”
Karena ancamanku itu, akhirnya kelas pun menjadi
tenang. Rampung sudah nilai tugas kumasukkan. Hanya butuh sekitar 5 menit. Aku
memulai materi baru. Aku membahas tentang materi aksara Jawa. Kali ini aku
membahas tentang aksara swara. Kujelaskan secara rinci penggunaan aksara swara.
Mereka menyimak dengan seksama.
Kujelaskan satu per satu mulai dari aksara A, dan
kuberikan contoh beserta soal yang langsung dikerjakan oleh siswa yang kutunjuk.
Hari ini ada tiga anak yang tidak membawa buku pegangan, jadi mereka ku minta
maju ke depan mengerjakan soal. Frendy namanya, salah satu anak yang hari ini
menjadi lakon di kelas VIII-A. Hari ini dia menepati janjinya untuk tidak
memakai plester di pipinya. Namun, ulah lainnya dia lupa membawa buku. Jadi,
dia salah satu yang kuminta maju untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Butuh waktu lama hingga dia menyelesaikan soal yang
kuberikan. Meskipun yang dia kerjakan sudah dibimbing akan tetapi tetap juga
salah. Namun, tetap kuhargai usahanya. Ada sekitar sepuluh soal yang kuminta
untuk dikerjakan di papan tulis secara bergantian. Deni kali ini sangat rajin.
Rajin bukan mengerjakan soal, tetapi rajin membersihkan papan tulis. Hal itu ia
lakukan supaya aku tidak menunjuknya maju mengerjakan soal.
Soal sudah dikerjakan semua dan kukoreksi
bersama-sama. Kemudian setelah kukoreksi, anak-anak kuminta untuk dicatat di
buku masing-masing. Materi aksara swara ini tergolong sulit. Jadi, kuwajibkan
untuk dicatat di buku. Kuberi peringatan bagi yang tidak mau mencatatnya.
Barang siapa yang tidak mencatat, akan kuminta untuk mencatatnya sebanyak
sepuluh kali, dan harus ditanda tangani oleh orang tua atau wali murid.
Waktu pun berlalu. Aku mulai berkeliling mengawasi.
Dan kutemukan ada sepuluh anak yang tidak mencatat yaitu Erfan, Mardiyan,
Khoiriyah, Frendy, Pendi, Natanael, Erfin, Nico, Deni, dan Rusito. Kesepuluh
anak tersebut kuberi hukuman yang telah kujanjikan yaitu mencatat sebanyak
sepuluh kali dan nantinya harus ditanda tangani oleh orang tua atau wali murid.
Waktu pun berlalu,
bel tanda pulang sekolah berbunyi nyaring. Ku akhiri pelajaran hari ini
dengan berdoa bersama. Suasana berdoa yang khidmat pun terganggu oleh suara
sumbang Deni yang sengaja mengganggu. Doa pun kuminta diulangi. Akhirnya Deni kuminta ditinggal dan berdoa sendiri.
Begitulah sekilas pengalamanku mengelola kelas VIII-A yang anak laki-lakinya
seperti ibu-ibu arisan. Suka ngerumpi. Semoga peraturan-peraturan yang
kuterapkan di kelas ketika mengajar bisa ditiru. Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar